KEPADA DR Agus Taher
SCIENTIST YANG PUITIK
DALAM NARASI ARTISTIK
Catatan Suci : Pinto Janir
Uda Agus Taher nan ambo hormati, memang asyik bila bertemu dengan sumur yang dalam seperti uda ambo ini. Menimba air dari sumur uda, berdasa ( badaso) rasanya.
Tapi menimba air dari sumur tanpa mata air, habis hari dibuatnya, Da. Tak ada satupun yang diperdapat. Bentuknya saja yang berisi. Rupanya, kariang kerontang. Hampa. Lagaknya saja yang berdecas. Akinya soak. Tidak ngecas. Setelah disimak, ternyata ampas.
Uda Agus ambo kagumi sajak dulu. Beberapa kali ambo tulih di surat kaba tentang kekaryaan uda--seorang seniman yang ilmuwan dgn gelar doktor.
Uda menghidupkan lembaga riset. Bilik pikiran uda berlampu terang. Tak tanggung tanggung, berlapis lapis sudah riset seputar pertanian yang sudah uda kemasi.
Tak banyak publik yang tahu, bahwa soal dunia pertanian, uda salah seorang pakarnya.
Yang orang tahu, uda hanya sekadar pencipta lagu yang lagunya melambungkan beberapa nama penyanyi di blantika pop Minang. Soal lagu Minang, sulit mencari yang sepadan dengan karya cipta uda.
Tak banyak pula orang yang tahu, berapa banyaknya buku ilmiah yang sudah uda gulirkan ke ruang publik.
Tetap saja orang lebih mengenal uda selaku pencipta lagu dan produser album pop Minang yang terkemuka.
Adakah orang yang tahu bahwa uda adalah penulis novel? Udalah sesungguhnya seorang budayawan yang memberi solusi di persoalan pertanian dan berbangsa serta bernegara.
Banyak yang mengira bahwa uda hanya pencipta lagu semata, tak banyak orang yang tahu bahwa mata cakrawala pikiran uda, sungguhlah lapang dan bercahaya.
Banyak orang yang mengenal nama uda, tapi hanya sedikit saja yang tahu, mengerti dan memahami pikiran uda.
Pinto Janir adalah orang yang sedikit tahu tentang Uda tapi banyak menyimak pikiran uda.
Dalam babarapo tulisan nan ambo tulih tentang uda, sering ambo kupas tentang lirik lirik lagu uda yang luar biasa indah dan terbangun serta selarasnya antara lirik dan irama serta musik di zona harmonisasi rasa yang berdinamik.
Lagu lagu uda benar benar kuat. Pada masa kini, uda adalah pencipta lagu nan kaya dengan unsur puitik dalam menggambar cerita dengan lirik dan musik.
Karya uda sangat apik.
Pantas, patut dan wajar melambungkan nama Zalmon dgn Kasik 7 Muaro, Anroys,Kardi Tanjung, Desi Chintya dll.
Dari 540 lagu karya uda, sebagian besar ngehit dan ngetop. Dari Rilakan Nan Tamakan hingga Diseso Bayang, hingga kini terus mengiang di telinga publik...
Uda ambo, uda Agus...
Sekitar 20 tahun silam, kita juga pernah dalam satu tim kerja yang kuat dan "menikam" ruang publik dengan Koran Mingguan yang pernah fenomenal di tahun 1999. Yakni Mingguan Rancang. Di mana kawan kawan memercayai ambo sebagai Pemimpin Redaksi-nya.
Rancang yang kita dirikan bersama sama itu adalah surat kabar pertama yang menggabungkan tiga elemen, mistik, musik dan politik.
Ada sejumlah sastrawan, penyair dan wartawan senior di Rancang, seperti Alwi Karmena dan almarhum Amran SN. Juga ada Nedy Gampo yang menggawangi kolom " Anda Bertanya, Gampo Mahoyak".
Dalam rapat rapat redaksi, pikiran pikiran uda untuk melahirkan isu sungguh sangat bergetar.
Di situlah ambo makin mengenal pikiran seorang Agus Taher yang ternyata tak hanya seorang pencipta lagu.
Tulisan tulisan uda sungguh mencerahkan, baik tulisan beraroma ngepop, sastra maupun ilmiah. Sungguh seapik karya lagu uda. Karya tulis uda baik dalam bentuk buku maupun jurnal, benar benar APIK dalam uraian akronim Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten.
Buku buku uda berbau kebangsaan sungguh sangat inspiratif. Apalagi ketika mengupas dunia pertanian. Tak dapat diagak, saya terpana membacanya.
Sebagai seorang musisi, uda sangat berkelas. Uda seperti Ebiet G Ade yang berpuisi dengan lirik lagu.
Sebagai seorang ilmuwan yang berlatar doktor pertanian jebolan luar negeri, tulisan uda tentang pertanian dan permasalahan alangkah baiknya untuk menjadi pembahasan oleh Pemerintah sebagai salah satu referensi sebelum menetapkan kebijakan pertanian.
Ambo juga terkesan ketika Uda merambah pikiran sastra dengan melahirkan beberapa novel.
Uda hebat.
Uda pantas dan patut diteladani di saat mana di negeri ini orang orang teladan sedang langka langkanya...
Udalah salah seorang maestro pikiran dari Ranah Minang untuk nusantara!
