-->
  • Jelajahi

    Copyright © MANDALIKANews.ID | BAROMETER INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Latest News

    Dunia Dalam Jiwa// Catatan Pinto Janir

    MandalikaNews.id
    Selasa, 25 Juni 2024, 12:55 WIB Last Updated 2024-06-25T23:22:52Z

     



    Idealisme itu paham yang berbasis pemikiran dan keyakinan.


    Ia menekankan kepada ide ide. Ide adalah dunia dalam jiwa. 


    Seorang yang idealis menyingkirkan hitungan angka angka. 


    Yang ia tonjolkan adalah pikiran yang melahirkan gagasan.


    Kadangkala, gagasannya seperti terlempar dari logika, rasionalitas serta imperia. 


    Tak jarang, ia dianggap " gila ".


    Gilanya, bukan gila telunjuk miring di kening. Tapi, adalah gila dengan keyakinan telunjuk lurus ke atas langit. 


    Sekalipun nyawanya terancam dipancung, keyakinannya tak terasak. Ia siap mati untuk mempertahankan ide, gagasan dan pikirannya. 


    Begitulah kekuatan para idealis sejati.


    Pikirannya tak gampang digoyahkan. Walaupun dihoyak sekencang kencang entah, ia tak gamang tak muntah. 


    Ia tetap berpegang kuat kepada pikirannya. 


    Dunia dalam jiwa adalah dunia para idealis. 


    Dunia dalam jiwa adalah dunia orang orang yang telunjuknya lurus ke atas langit. 


    Matanya lurus dan simetris dengan zaman kini dan zaman di depan serta selaras dan terhubung dengan alam. 


    Pikirannya mengubah dunia. Pikirannya menjadi panglima bagi peradaban baru yang mencerahkan. 


    Sementara, orang orang yang telunjuknya miring di kening menjadi sampah kemanusiaan yang harus disorongkan ke ruang pemahaman. 


    Seorang idealis membawa kebahagiaan bagi kemanusiaan. 


    Walaupun raganya terkurung, namun jiwanya tetap menjalar ke luar. 


    Ia adalah orang orang yang terkurung naq di luar. 


    Biar pun raganya terhimpit, namun pangananya tetap di atas. 


    Begitulah kekuatan adat seorang idealis yang sudah selesai dengan kehidupan pribadinya. 


    Ia tidak membicarakan " untuk apa" tiap berlaksana. Tapi adalah melahirkan " apa untuk.... ".


    Idealis bukan kata yang terucap tapi adalah sikap yang kukuh mempertahankan ide dan menitipkannya di ruang kepala anak zaman. 


    Idenya, ide untuk umat. Bukan untuk maut! 


    Seorang yang idealis tidak membicarakan seberapa banyaknya pitih masuk dan pitih keluar. Namun, adalah bagaimana cara memasukkan dan meyakinkan ruang masa dan ruang waktu supaya pikirannya diterima dan dilaksanakan dan tidak keluar dari zona moral, etika serta nilai nilai kemanusiaan. 


    Ruang para idealis, ruang sunyi. Biliknya, selapang hati dan jiwa para sufi.


    Jubahnya dalam dan panjang. Sedalam dan sepanjang kemurnian jiwanya.


    Ia tak butuh jas mewah berdasi untuk menarik energi menangguk dan menyusun pikirannya yang berlapis lapis. 


    Yang ia butuhkan adalah kesunyian yang tidak sepi sebagai filter kemurnian hati dan jiwa. 


    Sementara, orang orang yang mata airnya dangkal, sibuk menimba air mata yang ia sangka mata air. 


    Ia puyu yang merasa menjadi paus. Hidupnya di rawa rawa yang ia kira samudera.


    Sebenarnya ia adalah orang orang teraniaya yang disesatkan oleh pikiran dangkalnya yang salah menerjemahkan satu kata. Yakni, idealisme!


    Sejak pandangannya rusak , ia bermata ke mata kaki, bertengkorak ke tempurung lutut. Sejak itulah ia telanjur memagut kesalahan  birahi yang ia rasakan  nikmat sekali. 


    Desahnya adalah keluh kesah. Keluhnya, peluh yang busuk menyengat. 


    Ia gagal memerankan peran "seolah-olah" organisme. 


    Seolah olah pintar, faktanya ia idiot. 


    Seolah olah cerdas, faktanya ia bodoh. 


    Seolah olah bahagia, faktanya ia susah. 


    Idealismenya, idealisme kacau yang merusak mesin di hati dan di kepalanya. 


    Dengan idealisme versinya sendiri, ia ingin menempat badan diri di ruang motivasi. 


    Ia ingin menjadi motivator di saat mana untuk dirinya saja ia belum mampu memberikan dorongan dan menggerakkan dirinya untuk menyelamatkan kehidupannya demi kebahagiaan bagi orang orang terdekatnya.


    Ia ingin berlagak menjadi sumber inspirasi. Menjadi orang yang mencerahkan di saat mana ia sendiri " gelap" dan menggelapkan. 


    Sebenarnya, idealismenya adalah

     " Idealisme tak tahu malu ".


    Cibiran orang ia sangka sanjungan. Tamparan orang, belaian kasih sayang. 


    Ia rajin mengaji, tapi ia lupa mengkaji diri. 


    Ia bernyanyi, tapi ia lupa belajar mempelajari nada, tempo, ekspresi dan sikap serta intonasi. 


    Sehingga, suaranya buruk sekali. Sampai sampai burung yang sedang hinggap di dahan, terbang hambur mendengarnya. 


    Sampai kini, ia masih belum sadar bahwa hidupnya  sebenarnya tanpa motif. 


    Movere. 

    To move! 

    Tak akan pernah ada dalam hidup dan kehidupannya karena sistem mesin di raganya rusak ulah pikirannya yang tak pernah duduk di ruang yang ideal. Ia terduduk di kursi patah kelelahan. Itu yang membuat organismenya kacau dan sesat! 


    Satu satunya kekuatan yang ia miliki adalah kelemahan! 


    Padang 25 Juni 2024

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini