-->
  • Jelajahi

    Copyright © MANDALIKANews.ID | BAROMETER INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Latest News

    Beda Pandangan, Sesama Umat Muslim Jangan Saling Mengkafirkan

    MandalikaNews.id
    Rabu, 10 Juli 2024, 07:05 WIB Last Updated 2024-07-10T00:05:16Z

    Dalam orasi ilmiahnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatukllah, Jakarta Selasa 9 Juli 2024, Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, mengingatkan akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama, lebih khusus diantara umat Islam. Dalam orasi bertajuk, "Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni" Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, menggingatkan agar sesama umat Islam tidak mudah saling mengkafirkan. 

    “Dan sepanjang ia melaksanakan sholat sebagaimana diajarkan dalam Islam dan menghadap kiblat yang sama. Maka ia adalah umat Islam, dan kita harus saling menjaga bersama,”tegas Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, yang juga Ketua Umum Majelis Hukama Muslimin (MHM) di acara yang digelar di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

    “Kekhawatiran  Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, terhadap perpecahan umat Islam di Indonesia sangatlah wajar. Karena Indonesia merupakan dengan Pluralisme yang mengakui berbagai agama serta kepercayaan, dan belakangan ini ada banyak penyampaian agama yang sudah sedemikian banyak ragamnya,” ujar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru  Kota Bandung Bandung terkait dengan Orasi Ilmiah Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb. 

    Terkait tuduhan ataupun memberikan penilaian terhadap seseorang kafir, Ustad Didi Saefulloh mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dalam surah Al An’am ayat 108 yang berbunyi; “Wa la tasubbulladzina yad’una min dunillahi fa yasubbullaha ‘adwam bighairi ‘ilm, kadzalika zayyana lukulli ummatin ‘amalahum tsumma ila rabbihim marji’uhum fa yunabbi’uhum bima kanu ya’malun.” 

    Yang artinya; “ Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”

    Dalam Al Quran, Allah Subhanahu Wa Ta’ala banyak menyebutkan kata kafir terhadap perbuatan ataupun perlakuan. “Namun bukan berarti seseorang berhak untuk mengatakan perbuatan orang lain sebagai perbuatan kafir, karena menilai ibadah seseorang menjadi hak mutlak dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tambah Ustad Didi Saefulloh. 
    Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Al Maidah ayat 17, yang artinya berbunyi;  “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?” Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  

    Kemudian dalam surah Al Maidah ayat 72 yang artinya berbunyi; “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini