Kadri layak dan pantas diapresiasi dalam aksara hati dalam puitikal lagu Minang menjemput kejayaannya kembali!
Kesungguhannya menusantarakan lagu daerah Minang pantas dan patut dipujikan. Barangkali ,itu karena tanggung jawab morilnya sebagai lelaki dari Minangkabau yang ingin merawat musik tradisi dan menjaga bahasa ibu.
Ia, pengacara yang seniman di panorama keindahan musik. Pengacara terkemuka Indonesia yang musisi itu tampaknya sedang konsen untuk menjemput kembali kejayaan lagu Pop Minang di blantika musik Indonesia.
Mohamad Kadri namanya. Sejak membawakan lagu single Karmila karya mendiang Farid Hardja, ia kondang dengan nama Kadri Karmila.
Namun begitu, sejak single lagunya, Bareh Solok bersama Rayola berkibar dahsyat di youtube Nagaswara, nama itu tampaknya mulai bergeser, dari Kadri Karmila menjadi Kadri Bareh Solok.
Apalagi, sejak akhir Januari 2025 ini ia melakukan tour show Bareh Solok ke berbagai daerah di Sumbar, nama Kadri makin identik dengan Bareh Solok.
Kehadiran Kadri di panggung musik daerah Minang, didukung penuh oleh musisi nasional sekelas Once, Adi MS, Tantri Kotak dan beberapa nama musisi papan atas lainnya.
Bahkan, tidak tanggung-tanggung, peluncuran lagu Bareh Solok itu ditaja dalam suatu suasana meriah dan dihadiri banyak artis-artis top ibu kota.
Sejauh pengetahuan saya, belum ada sebuah single lagu Minang yang peluncurannya begitu sangat meriah dan dihadiri sejumlah orang-orang ternama dan para selebriti ibu kota. Hanya baru ada di bareh Solok-nya Kadri.
Kadri Bareh Solok, suaranya sangat khas. Gaya panggungnya memikat dan santai dalam nuansa kekinian.
Bila tidak percaya, simak dan amati saja video klip Bareh Solok yang tayang di Youtube Nagaswara. Kadri yang ramah dan santiang (pandai) berkawan itu tampaknya memang sedang ingin menjemput kembali kejayaan musik pop Minang di era-era 60-an atau 70-an.
Benar adanya, sejak penyanyi legendaris Minangkabau, Elly Kasim tiada, lagu Minang seperti sepi dan lengang dalam pentas pop nasional.
Beberapa tahun yang lalu, memang pernah ada Upik Isil yang populer dan viral dengan lagu Taktuntuang. Atau baru-baru ini, ada Fauzana dengan tembang viralnya Ciinan Bana.
Namun begitu, banyak lagu-lagu yang viral di masanya itu, tiba pada masa tertentu, ia seperti tenggelam digulung oleh lagu lain. Keabadiannya, tak bertahan lama. Tak seperti Ayam Den Lapeh atau Bareh Solok dan lagu Minang lainnya nan seperti tak mengalami korosi dikikis zaman.
Mempertahankan atau mengembangkan lagu Minangkabau di nusantara memang perlu kerja keras dan kesungguhan dan totalitas dalam penggarapan musik dan video klipnya.
Totalitas itu, setidaknya, saya lihat ada pada kesungguhan Kadri. Ia sungguh-sungguh membawakannya.Sungguh-sungguh menggarap musiknya.Sungguh-sungguh menampilkan video klipnya.
Dan, sungguh-sungguh mempromosikannya. Di tangan Kadri, lagu-lagu Minang menjadi elite dan mewah ketika ia dendangkan. Saya, meilihat dan mengikuti medsos Kadri ketika membawakan atau mengcover lagu-lagu Minang lama yang pernah poluler di tahun 60 an,70-an hingga 80-an.
Betapa menariknya dan asyiknya didengar ketika Kadri membawakan lagu Taktontong,Ayam Den Lapeh dll. Sungguh sangat memikat.
Juga, setahu saya belum pernah ada sebuah konser lagu-lagu Minang yang digelar dengan sangat total,ramai dan mewah serta elegan dalam sentuhan tekhnologi yang sangat mendramaturgi sehingga menjadi suguhan yang memikat dan melegenda sepanjang massa.
Bila Kadri melakukan show lagu-lagu Minang ke berbagai daerah di Indonesia, saya yakin para perantau di Indonesia akan menyambutnya dengan hangat.Apalagi, bila dalam rombongan show itu Kadri memboyong sejumlah artis nasional berdarah Minangkabau dan artis-artis top Sumbar, Show Kadri akan menjadi show yang akan ramai pengunjung !
Yang jelas, kehadiran Kadri membawakan lagu-lagu Minang tak saja akan berdampak pada pengembangan lagu-lagu daerah, namun juga berdampak pada nilai-nilai kebudayaan dan kepariwisataan.
Langsung atau tidak langsung, Kadri telah menjadi musisi nan berjuang mengenalkan Minangkabauke berbagai pelosok negeri di dunia. Kadri, telah menunjukkan cintanya kepada kampung halamannya.Kadri telah menunjukkan kepeduliannya dalam merawat bahasa ibu. Bahasa,Minangkabau !
Ini,pantas dan patut kita dukung !
Teruslah, sanak.
Teruslah bergerak…mengharumkan nama ranah bundo tacinto !
(* Pinto Janir adalah sastrawan,wartawan,musisi,penyair dan budayawan asal Padang )
