Risiko kecelakaan tidur terlalu lama adalah mati dibuai mimpi mimpi dan sansai ditimbun asa diri.
Akhirnya, kita tak akan pernah sadar ketika putaran waktu menjelma menjadi mata pedang yang menikam dan menggulung harapan menjadi rasian.
“Sebelum sesal tiba.Sebelum kita benar-benar sadar bahwa hidup di dunia ini amatlah singkatnya, begitu sinar matahari pagi sudah masuk ke jendala kamar, ayo kita angkat selimut ini untuk bangun dan terjaga. Mari kita bergerak mewujudkan mimpi-mimpi malam tadi!” kata Yulviadi yang akrab dalam sapaan abang Adek dalam sebuah dialog “malam batigo”.
Lalu, ada Fajar Anwar Putra. Ia lulus dari SMA Negeri 3 Padang tahun 1999. Kemudian, melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia. Ketika langit di Timur kemerah-merahan, menjelang matahari terbit, fajar datang. Di kepalanya ada pikiran, di hatinya ada ketulusan.
“ Hidup ini terlalu melelahkan bila waktu yang ada hanya sekadar menghabis-habiskan usia tak menentu. Hidup itu akan kabur kalau kita pandang tanpa mata hati dan mata pikir. Ayo, kita warnai dan kita perjelas hidup ini dengan gagasan dan perbuatan yang rahmatan lil alamin…”,ujar Fajar di bawah siraman langit Padang yang terang.
Hidup itu bagaimana cara menerjemahkan pikiran menjadi kata untuk dilaksanakan. Bukan untuk dibawa tidur. Bukan pula untuk dibawa ke lepau-lepau menjadi bahan ota.
Pikiran adalah mesin yang menghidupkan kehidupan . Apakah ia akan menjadi surga atau neraka di atas dunia, tergantung pikiran manusianya.
Biar hidup itu lebih indah, laksanakan pikiran dalam langkah yang menyenangkan.Maqomkan ia di bilik ketulusan hati. Bukan keterpaksaan.
Jangan pernah, mengerjakan pekerjaan yang tidak ada dan tak singgah di ruang pangana (pikiran).
" Pekerjaan baik yang singgah dalam pangana, laksanakan. Karena, itu adalah perintah dari Tuhan!”.
Itu ucapan dari Pinto Janir. Ia seniman Indonesia asal Padang . Tamat dari SMA 3 Padang tahun 88, berlatar sarjana ilmu pemerintahan.
Pinto, wartawan berlatar belakang sastrawan. Cerpen dan cerita bersambungnya telah menghiasi ruang publik di berbagai media terkembang sejak bertahun tahun silam. Karena, Pinto memulai karya jurnalistik dan sastra sejak remaja. Sejak berusia belasan, ia sudah produktif di dunia kepenulisan.
Ia pernah menjadi pemimpin redaksi di beberapa media. Ia menciptakan sejarah di tengah Padang dengan membidani kelahiran TV swasta lokal pertama di kota ini.
Pinto dikenal sebagai “penyair” yang meniupkan ruh bermusik di puisinya dalam genre blues,rock,jazz atau musik pop. Selain seorang penyair, Pinto juga candu melukis dan membuat taman batu artifisial dan musisi yang telah menciptakan lebih 250 lagu.
Memasuki malam katigo bulan Ramadan 1446 H, Pinto dan Yulfiadi serta Fajar bertemu di ruang waktu dalam percakapan bermedia gawai.
Mereka bercakap-cakap bertiga. Bagi Pinto, baik Yulfiadi maupun Fajar, bukanlah nama asing di gelanggang kreator muda Sumbar. Tiga orang ini sudah saling mengenal.Sudah seperti abang dengan adik.
Mereka diikat rasa persaudaraan karena sama sama pernah di sekolah yang sama. Yang mempertemukan mereka kini adalah jalan pikiran yang sama.
“Visi yang membuat kami bertemu”, ujar Yulviadi,tokoh muda Sumbar yang peduli pada pengembangan seni dan budaya. Gerakannya, gerakan menjaga dan merawat tradisi serta pengembangan ekspresi.
Pantas rupanya, bila Kupi Batigo yang ia dirikan menjadi sebuah ruang kreasi para muda kota Padang.
“Hidup ini adalah seni hati dalam memberi panggung untuk orang banyak. Kebahagiaan saya adalah, ketika kita menciptkan panggung, bermanfaat dan dimanfaatkan oleh orang banyak untuk jalan-jalan kebajikan di bilik kemuliaan !” kata Yulfiadi Abang Adek.
Ya, tiga insan itu dipertemukan ruang dan waktu. Mereka memperbincangkan berbagai gagasan menciptakan gelanggang atau pentas untuk berkreasi. Mereka mencatatnya.
Mereka menyusunnya. Mereka menyaringnya. Mereka, membidik gagasan yang bernilai manfaat. Mana yang mungkin,mana yang tidak mungkin mereka saring di ruang kecerdasan.
“Gagasan itu perlu diskalaprioritaskan !” ucap Pinto.
“ Negeri ini harus kita rimbunkan dengan gagasan yang tersusun dan terkoneksi dengan semesta”, sela Yulviadi.
" Pada bumi, kita tanam pohon. Pada manusia kita tanam budi. Pada kehidupan, kita tanam gagasan" , sambung Pinto.
“Demi membuat hidup tercatat, tak ada alasan lain, pikiran kebajikan yang sudah tergagas, harus kita laksanakan lekas-lekas !” spirit Fajar secerah matahari pagi terbudur di bawah langit terang Ikasmantri .
Batigo mereka bicara soal pangana. Soal apa nan takana. Soal apa yang tak harus dikana. Mereka bicara wacana. Bicara gagasan tersusun di ranah bundo tacinto.
Bicara dalam di malam sunyi menjelang sahur tiba, berkawan bintang dan bulan. Mereka memulai dari pangana yang sederhana.
Lalu, apa yang mereka bicarakan?
Pangana.
Pangana kebajikan untuk umat yang damai,aman,nyaman dan penuh rasa persaudaraan.
“ Puisi terindah dalam kehidupan ini adalah kebersamaan. Sama-sama berpikir. Sama-sama berlaksana. Sama-sama ikut membangun negeri,nagari dan Smantri (maksudnya, SMA Negeri 3 Padang---tempat tiga insan ini pernah sekolah)”, ujar Yulviadi.
***
CIPTAKAN MARS
IKASMANTRI
Di sela percakapan bertiga, sambil lalu mereka menciptakan lirik lagu. Sambil bercakap-cakap itu,mereka menyusun irama. “ Pikiran itu bisa sukses terlaksana, bila kita seirama !” ujar Yulviadi.
Bermalam-malam mereka berbincang. Dari sebanyak perbincangan, satu gagasan mereka apungkan. Sementara, gagasan yang lain menunggu proses waktu.
“Guna menyamakan visi dan persepsi serta spirit heroik, kita mulai dari lagu. Lagu Mars Ikasmantri saja dulu”, saran Yulviadi.
“Kini, lagu…nanti mungkin ‘buku-buku’ untuk mencerahkan dan mengisi ruang qalbu”, sambut Fajar dalam kebahagiaan.
“ Ayo, kita mulai dengan riang gembira yang diikat dengan rasa persaudaraan !” sahut Pinto.
LIRIK LAGU MARS IKASMANTRI
Cipt Pinto Janir, Yulviadi, Fajar
Kami Alumni SMA 3 Padang
Kita bersaudara penuh kasih sayang
Ikasmantri rumah gadang bersama
Harumkan nama almamater kucinta
Sekali hidup, ayo ciptakan makna
Bangun Smantri,
Negeriku jaya
Semangat berdunsanak sekuat baja
Sumbangsih pikiran untuk kemajuan
Secerah matahari
Seterang rembulan
Gagasan gemilang dukung kembangkan
Perbuatan mulia lekas laksanakan
Ikasmantri kebanggaan kita
Citra kreasi padamu negeri
Genggam erat tanganku ini
Gunung tinggi akan kudaki
Kukibarkan panji jaya ikasmantri
“Lagu mars bukan hanya sekadar lagu . Ia merupakan representasi dari jiwa dan semangat kita bersama. Semangat Ikasmantri. Kita harap lagu ini mampu menyatukan visi, misi dan membangun rasa kebersamaan di seluruh keluarga besar Ikasmantri “,kata Yulviandi.
Kapan lagu ini diluncurkan?
“Tunggu saja tanggal mainnya !” jawab Fajar.
(***)